Prologue
Mungkin pengalamanku ini sama dengan pengalaman orang-orang pada umumnya atau mungkin pengalamanku ini hanya diriku yang mengalaminya. Banyak yang menginginkan kehidupannya terus bahagia di dunia maupun di akhirat, termasuk diriku. Entah dosa apa yang saya dan keluargaku lakukan sehingga mengalami nasib sedemikian rupa.
Mungkin dimata orang keluargaku ada orang yang serba salah disemua lingkungan bahkan mungkin di dunia ini. Sebab apapun yang dilakukan oleh keluargaku selalu di salahkan termasuk memfitnah, mungkin saya tidak seharusnya mengatakan itu atau mungkin banyak orang tidak percaya kepada kami. Apa salah kami sebenarnya, apakah ada dosa kami yg tidak bisa diampuni di kehidupan terdahulu atau bagaimana.
Kedua orang tuaku orang paling sabar dan mengajarkan semua anaknya untuk bersabar, selalu dikehidupan kami dihantui oleh masalah yang kami tidak tau asal usulnya apakah benar kami yang salah atau kah mereka yang megada-ngada.
1. Awal kehidupan ku
Saya seorang laki, berumur 29 tahun lahir mungkin orang melihat diriku ini biasa-biasa saja tanpa ada problema yang melanda. Kehidupan kami terusik sejak umurku 10 tahun. Ayah ibuku selalu bertengkar masalah kekurangan uang, memang uang adalah salah satu sumber masalah dan kebutuhan penting dalam hidup kita. Entah ayah saya terkena hasutan setan atau bagaimana selalu menuduh ibu saya maling dan suka menghamburkan uang. Waktu itu memang saya tidak begitu tahu apa problemnya dan kenapa selalu ribut masalah itu, bertahun tahun telah dilalui dan selalu hal yang sama diributkan.
Saya menginjak bangku SMP saya kira problem itu sudah berkhir ternyata malah lebih parah dari sebelumnya sampai mungkin ibu saya tidak kuat dengan tuduhan itu dan pergi meninggalkan kami dengan kesedihan yang beliau alami. Saya pun mencari tahu kenapa selalu bertengkar hal yang sama, ternyata ayah saya tidak pernah memberikan sedekah kepada ibu saya dengan berasumsi menabung buat masa depan tapi masalahnya untuk uang saku ke empat anaknya dan buat makan sehari hari menggunakan apa??? Saya terlahir dari orang tergolong menengah kebawah tapi saya syukuri itu dan kami kaya akan utang dimana-mana demi menghidupi kami. Makanya ibu saya mengambil dari dompet ayah saya, cara ini tidak disalahkan dan diperbolehkan. Tapi kenapa ayah saya sering marah kekurangan uang padahal ibu saya tidak mengambil uang sebanyak itu hanya sekedar menghidupi kami saja. Ternyata problemnya ayah saya sembunyi sembunyi memberikan uang kepada saudaranya, padahal ibu saya tidak akan marah jika tahu uang itu akan diberikan saudaranya kenapa harus sembunyi-sembunyi.
Selepas saya keluar dari bangku SMP kami pun pindah rumah dengan uang simpanan ayahku, kami senang sekali akhirnya kami punya rumah sediri. Memang jauh dari tempat kerja ayah ku sekitar satu jam perjalanan setiap hari ayahku pulang pergi dari rumah ketempat kerjanya sehingga ayahku menjadi lemah fisiknya. Masalah pun semakin datang dan semakin dasyat, ayah dan ibuku diadu domba oleh seseorang sehingga cekcok mulut terjadi ibu ku sudah 3 kali mencoba bunuh diri dan untungnya selalu diketahui oleh kami. Kesedihan kami dan penseritaan kami tidak berhenti disitu saja.
Entah ayah saya bingung memilih saudara atau keluarganya sendiri selalu kami dan ibu tidak dipercaya oleh ayah saya. Suatu ketika ayah saya sakit keras dan harus di rawat dirumah sakit dengan keadaan kami yang serba kekurangan otomatis ibu akan mencarikan uang bagaimana pun caranya mungkin ayah saya sadar dengan ibu saya lakukan. Sampai akhirnya saudara ayah saya menyodorkan dirinya untuk membatu, kami sangat terharu dan senang sekali menerima bantuan itu sehingga ayah saya bisa segera di bawa kerumah sakit.
Ayah saya dan ibu saya langsung diberangkatkan ke surabaya untuk diperiksakan dan dirawat disana ternyata kondisi ayah saya tidak terlalu memperhatinkan hanya saja kelelahan dan hatinya tergores sehingga ayah saya harus beristirahat total, kami pun senang mendengarkan kabar tersebut.
2 minggu ayah ku dirawat dirumah sakit dan selalu didampingi ibu, kondisi beliau sudah membaik dan diperbolehkan pulang kami amat senang mendengar berita ayah dan ibu saya akan pulang. Problema keluarga kami tidak berhenti di situ ayah dan ibu kami pulang bukan disambut hangat oleh keluarga ayah malah disambut oleh cercaan dan makian. Kami heran kenapa harus melakukan hal tersebut padahal ayah baru saja keluar dari rumah sakit dan kondisinya baru saja stabil ternyata problemnya uang yang untuk mengobati ayah saya diminta segera di kembalikan. Pada saat itulah adik ku nomor dua marah dan dendam pada orang tersebut memang cara adik saya salah. Kita umat islam tidak boleh ada kebencian. Saya memang merasakan hal yang sama dengan adik ku tapi tidak sebesar itu karena orang yang dibenci masih adik kandung ayah saya.
Problem itu tidak putus disitu aja masih ada aja ibu ku difitnah padahal ibu saya berdua sama ayah saya di surabaya dan dirumah sakit tidak ada orang lain lagi. Apa yang difitnahkan saya juga kurang tahu hanya saya cuman melihat ibu saya meneteskan air mata. Dosa apakah yang kami perbuat ya allah apakah kami memamg ditakdirkan begini semua kekuasaan mu ya allah kami hanya menjalani saja
---------------------------------------------------------------
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar